Biografi Singkat Pak Raden
Biografi Singkat Pak Raden. Masih ingat dengan tokoh pak raden di film si unyil? Mungkin untuk yang lahir di tahun 90 an tidak akan mengenal film si unyil dan tidak mengenal peran pak raden. Ya inilah penemu film si unyil. Yuk simak biografi singkatnya dibawah ini.
Baca juga :
Nama Pak Raden ia bisakan sebab ia menjadi pengisi suara tokoh Pak Raden pada serial Boneka Si Unyil. Nama orisinil beliau adalah Suyadi. Beliau lahir pada tanggal 28 November 1932 di Puger, Jember, Jawa Timur. Ia adalah anak ke-7 dalam sembilan bersaudara. Sejak kecil ia telah suka mengfoto, bahkan ia merasa dengan mengfoto ia menemukan dunianya. Ia mempunyai ciri khas yang unik apabila dibandingkan dengan seniman lainnya, yaitu terletak pada blangkong khasnya serta kumisnya yang tebal menjadi kualitas lebih yang dimilikinya.
Kegemarannya tersebut membawanya untuk masuk jurusan seni rupa di ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1952. Di sana performanya dalam mengfoto terus baik tak hanya itu, kecintaannya terhadap dunia seni terus bertambah. Pada tahun 1960 Pak Raden lulus dari ITB.
Selepas lulus dari ITB, Suyadi melanjutkan sekolahnya di Perancis untuk memperdalam pengetahuannya tentang animasi. Ia belajar di sana dari tahun 1961 hingga 1963. Sejak tetap menjadi mahasiswa, ia tak sedikit menghasilkan karya buku cerita berfoto, juga sebagai ilustrator, serta membikin film animasi untuk anak-anak.
Membikin Boneka Si Unyil
Pada tahun 1980, Pak Raden menciptakan tokoh Si Unyil tak hanya menciptakan Si Unyil saja, ia juga membikin tokoh Pak Raden, Pak Ogah, Usro, Ucrit, Kinoy, Meilani, Cuplis, Pak Ableh, serta Mbok Bariah. Tokoh-tokoh tersebut adalah boneka yang ada di serial Boneka Si Unyil yang ditayangkan oleh stasiun televisi TVRI Nasional pada tahun 1981 yang diproduksi oleh PPFN (Perum Produksi Film Negara) hingga tahun 1993. Boneka SI Unyil mencapai lebih dari 603 seri.
Pada tanggal 14 Desember 1995, Suyadi membikin kesepakatan penyerahan hak cipta Boneka Si Unyil terhadap PPFN. Dalam perjanjian tersebut tersedia kesepakatan antara kedua belah pihak tentang hak cipta SI Unyil yang berlaku selagi lima tahun yang dihitung sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut. Tetapi, pihak PPFN menganggao bahwa perjanjian penyerahan hak cipta tersebut tetap pada PPFN untuk selamanya. Bahkan Pak Raden tak memperoleh royaliti dari boneka tersebut.
Film ini sempat dicoba diangkat lagi oleh PPFN dengan bantuan Helmy Yahya pada tahun 2001, dengan meninggalkan atribut lama serta menggunakan atribut baru supaya sesuai dengan zamannya, tetapi usaha tersebut gagal. Baru pada tahun 2007, agenda ini dinasibkan lagi dengan nama Laptop Si Unyil yang ditayangkan oleh Trans7.
Karakter, lagu pembuka, serta cerita tetap dipertahankan, kecuali berbagai yang diperbaharui seiring zaman. Semacam ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu dong" menjadi "Gopek dulu dong"; serta Unyil didampingi kawannya mengulas hal-hal pendidikan dengan laptop yang dimiliki kawan si Unyil.
Pada tahun 2012 berita tentang perpersoalanan hak cipta Si Unyil telah mencuat. Di bulan April 2014, ada kesepakatan baru antara Suyadi dengan PPFN tentang royaliti Si Unyil. Dimana pengelolaan royaliti dipegang oleh PPFN serta sejak itulah perpersoalanan hak cipta tentang Si Unyil dianggap berakhir oleh PPFN.
Masa Tua hingga Akhir Hayat
Pak Raden menghabiskan masa tuanya dengan membikin lukisan serta buku cerita untuk anak-anaknya. Pada tahun 2008, ia mengeluarkan buku anak-anak yang diberi judul Petruk Jadi Raja. Ia juga membikin lukisan untuk dipasarkan untuk memenuhi kebetuhan nasibnya serta juga untuk anggaran berobat atas penyakit yang dideritanya.
Ditengah kesusahan ekonomi serta perjuangan melawan penyakitnya, Pak Raden tetap bersemangat apabila ada undangan mendongeng, alias membikin lukisan. Di masa susahnya, ia juga bersyukur memperoleh bantuan dari kawan-kawan sesama seniman yang meperbuat penggalangan sertaa.
Pada tanggal 30 Oktober 2015, Pak Raden meninggal dunia di Rumah Sakit Pelni sebab penyakit Osteoarthritis yang dideritanya sejak lama tak hanya itu diberitakan ia juga mengidap penyakit infeksi paru-paru. Ia di makamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2015. Selagi nasibnya Pak Raden tak menikah jadi ia tak mempunyai keturunan.
Selain melukis serta membikin buku cerita, pak Raden tetap diminta untuk mengisi suara dalam program Laptop si Unyil serta mendongeng dihadapan anak-anak. Salah satu ciri khasnya dalam mendongeng ialah ia rutin mengfotokan di papan tulis apa yang bakal ia dongengkan.
Pak Raden dianugerahi apresiasi Ganesha Widya Jasa Mutlak atas dedikasinya di dalam dunia seni Indonesia serta prestasi yang menonjol sebagai Pelopor Bidang Industri Kreatif Klaster Animasi serta Tokoh Animator di tingkat nasional.